Pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak penyidik (dalam kasus pembunuhan bidan Supari) dan berupaya menyelematkan masa depannya, TKW Ngawi berangkat sehat pulang lumpuh dan benahi antena warga Jogorogo tewas tersengat listrik.
Lia hari ini kami awali dari pihak sekolah yang menjadi tempat pelaku pembunuhan bidan desa Klampisan Geneng Ngawi mengeyam pendidikan sekolah mengaku menyerahkan kepada pihak penyidik dalam proses hukumnya. Seperti diungkapkan oleh Edi Sugiharto selaku kepala sekolah SMA swasta di Kabupaten Ngawi kepada bahana menjelaskan Desca diakui sosok yang butuh perhatian yang ekstra pasalnya ia berangkat dari keluarga yang tidak harmonis dari Jakarta dan di Ngawi ini pelaku tinggal bersama neneknya. Edi demikian panggilan akrab dari kepala sekolah yang beralamat di Ngawi kota ini mengaku sempat berbincang-bincang dengan pelaku dan bahkan hari ini ia masih menemani pelaku di sel jeruji mapolres Ngawi untuk mengerjakan soal-soal ujian UTS. Desca masih sehat -sehat saja di ruang tahanan mapolres Ngawi dan pihaknya berjanji akan berkoordinasi dengan pihak diknas dan polres Ngawi agar kiranya pelaku tidak di tinggalkan dalam mengikuti ujian dalam waktu dekat ini yang bakal dilaksanakan UAN. Pelaku yang mengaku akrab dengan kepala sekolahnya ini saat melakukan aksi pembunuhan terhadap Supari terasa kalap dan bahkn bukan dirinya sendiri hingga nekat menggorok leher korban hingga tewas karena alasan memendam sakit hati kepada mantan pacarnya yang memutus hubungannya secara sepihak dan juga kepada korban yang sering memarahi kedekatannya dengan Ida Rukmanawati.
SB
Edi menambahkan kendati pelaku sudah ditetapkan sebagai pembunuh namun pihaknya tidak akan menelantarkan masa depan pelaku yang selama ini mengeyam dan pihaknya akan mendampingi Desca hingga dapat mengerjakan soal-soal ujian UNAS mendatang, kerjasama dengan berbagai pihak untuk pelaku tidak kelabu dalam masa depannya.
SB
Sementara itu masih menjadi kisah kelam dan menyedihkan bagi mereka para Tenaga Kerja Indonesia kalau tidak pulang tinggal nama, pulang dengan alami siksaan hingga membekas dalam di kehidupan mendatang masih saja di alami oleh mereka. Seperti halnya nasib tragis TKW asal Dusun Dawungan Desa Gentong, Kecamatan Paron, Ngawi pernah terbang dengan tujuan ke Malaysia sejak berusia 16 dan pernah dibawa seseorang yang tidak kenal pergi ke negara Thailand dari PJTKI belum terdaftar. Dan tahun ini Supriati alias Yuliana (23) berangkat melalui PJTKI PT. Amira Prima Madiun ke Malasyia dan di negara inilah Yuliana mengalami sakit. Orang tua korban Sudarno (50) dan Sukanah (48) mengatakan bahwa, anaknya berangkat sehat-sehat saja dan sekarang begitu pulang mengalami sakit hingga lumpuh. Pihak orang tua berharap agar ada perhatian dari pihak yang terkait dan berharap Semoga pemerintah mau memperhatikan nasib anak saya dan mudah-mudahan bisa pulih seperti awal ketika mau berangkat bekerja seperti dahulu, tidak lumpuh seperti sekarang ini.
SB
Sementara itu korban saat ditemui mengaku tertekan tidak betah bekerja dengan tuan rumah majikan saat sekarang, karena sering berniat jahat dan melakukan pemaksaan untuk berbuat yang tidak patut korban di siksa karena tidak memenuhi keinginan majikannya. Pihak PJTKI yang memberangkatkan dari Jakarta terkesan lepas tangan tidak pernah mengontak saya selama bekerja. Karena tidak betah dengan siksaan yang dialaminya hingga saat sekarang membuatnya tidak dapat melakukan aktifitas normal karena lumpuh mengharapkan PJTKI yang memberangkatkan dirinya memberikan perhatian atas derita yang dialaminya.
SB
Sementara itu hati-hati bila anda sedang memperbaiki peralatan yang berhubungan dengan aliran listrik bila tidak menginginkan nasib tragis warga asal Jogorogo Ngawi karena memegang kabel beraliran listik yang melintasi rumahnya korban ditemukan mati lemas. Korban dengan identitas Sunardi 45 th warga asal dusun pondok desa Macanan Jogorogo Ngawi pada hari kejadian sedang memperbaiki kabel antena di atap rumah korban dengan tanpa menyadari terdapat kabel bertegangan tinggi terkelupas, di duga telapak tangan yang terdapat bekas luka terbakar tersbeut yang menjadi aliran listrik bertegangan tinggi mengalir di tubuhnya hingga mengakibatkan jiwanya melayang.
SB
AKP Pujianto selaku kapolsek Jogorogo Ngawi kepada bahana saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut, korban tewas murni karena tersengat aliran listrik bertengangan tinggi saat memperbaiki kabel antena dan mengharapkan kepada warga Ngawi untuk lebih berhati-hati dan waspada apabila berhubungan dengan hal-hal yang membahayakan keselamatan jiwa anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar