Lia hari
ini kami awali dari kejadian bencana angin putting beliung yang
menerjang di wilayah Ngawi akibatkan korban materi yang tidak sedikit. Kejadian bencana alam yang hampir sering di
alami oleh warga Ngawi ini terjadi di Ngrambe, Sine, Widodaren,
dan Mantingan akibatnya tidak hanya
akses jalur tranportasi darat lumpuh karena banyaknya pohon yang tumbang
tutupi jalur jalan desa namun pemukiman penduduk banyak yang alami kerusakan akibat terjangan angin yang dirasa
dasyat bila di bandingkan dengan terjangan angin-angin yang melanda Ngawi di
saat musim penghujan sebelumnya. Dari 4 kecamatan yang alami terjangan angin putting beliung, kecamatan Ngrambe menjadi kecamatan terparah
yang terdapat di desa Cepoko Ngrambe, terdata 90 rumah warga rusak dan
sedikitnya 9 rumah nyaris rata dengan tanah yang diantaranya milik Oyon Saputra
(47), Darto (49), Katman (54), Warso (37), Gimin (40), Kasiyem (62), Sukadi
(39), Agus (38) dan Rusdi (48). Diungkapkan
oleh Oyon Hujan deras dan angin puting beliung menerjang pemukiman warga pukul
18.00. Dalam hitungan detik, angin kencang langsung menerpa rumah-rumah warga.
Genting berterbangan. Disusul kayu atap yang tidak bisa menahan hempasan angin
patah berserakan. Warga yang ketakutan tertimpa reruntuhan material bangunan
rumah berlarian ke ladang terdekat
bahkan dalam kondisi panik basah akan hujan desas kami bersama anak-anak dan warga lain ke
pematang sawah yang jauh dari pepohonan. Tidak dalam hitungan jam rumah yang telah
dibangun dengan material batako dan atap besi itu porak-poranda. Cuma ruang
bagian depan saja yang masih berdiri.
Itu saja kondisinya juga sudah mengkhawatirkan. Tembok retak dan tiang
penyangga doyong.
SB
setali tiga uang pernyataan senada diutarakan Sukaryanto. Hampir lima jam, pemukiman warga gelap gulita. Beberapa titik jaringan listrik terputus akibat tertimpa pohon. Dalam pantuan kami dilapangan siang tadi,warga baru bisa melakukan evakuasi puing-puing material bangunan keesokan harinya dengan dibantu personil TNI semua warga melakukan gotong- royong untuk membersihkan reruntuhan bangunan. Sementara ibarat flim india pemerintah daerah masihh di nilai lamban dalam memberikan bantuan hingga berita ini kami turunkan pihak pemerintah daerah masih melakukan pendataan atas korban akibat bencana angin putting beliung di desa Cempoko Ngrambe seperti diungkapkan oleh yoyok Sutiyanto selaku Kasubid penanggulangan bencana alam Satkorlak pemkab Ngawi
setali tiga uang pernyataan senada diutarakan Sukaryanto. Hampir lima jam, pemukiman warga gelap gulita. Beberapa titik jaringan listrik terputus akibat tertimpa pohon. Dalam pantuan kami dilapangan siang tadi,warga baru bisa melakukan evakuasi puing-puing material bangunan keesokan harinya dengan dibantu personil TNI semua warga melakukan gotong- royong untuk membersihkan reruntuhan bangunan. Sementara ibarat flim india pemerintah daerah masihh di nilai lamban dalam memberikan bantuan hingga berita ini kami turunkan pihak pemerintah daerah masih melakukan pendataan atas korban akibat bencana angin putting beliung di desa Cempoko Ngrambe seperti diungkapkan oleh yoyok Sutiyanto selaku Kasubid penanggulangan bencana alam Satkorlak pemkab Ngawi
SB
Sementara patut kita waspadai terhadap jajanan
anak-anak yang diluar pengawasan kita diluar, seprti hasil test oleh tim
kesehatan kemarin menemukan bahan-bahan kimia berbahaya yang tidak sengaja di
konsumsi putra-putri kita. Zat yang berdampak buruk bagi kesehatan itu
sengaja dipergunakan pedagang untuk pengawet dan pewarna makanan. Bila
dikonsumsi secara terus-terusan bisa mengakibatkan gangguan pencernaan dan
kanker. Di jelaskanoleh Nugraha
Ningrum selaku kepala puskesmas Ngawi kota kepada media menjelaskan Rhodamin B misalnya.
Pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B
berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah
terang berpendar. Zat itu sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mata
dan tertelan. ‘’Itulah kenapa kami selalu melakukan pemeriksaan ke pedagang
keliling yang menjajakan jajanan anak-anak. Jumlah untuk kawasan kota sendiri sekitar
150 pedagang.menurutnya faktor harga yang menjadi alasan pedagang tetap
menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya untuk pewarna dan pengawet. Bahan
pewarna dan pengawet khusus makanan memang harganya rata-rata dua kali lipat.
‘’Tidak memperhitungkan kesehatan bagi konsumen. Kalau menggunakan zat pewarna
kimia untungnya memang lebih besar. Tapi bahayanya bagi konsumen itu yang
seharusnya juga menjadi perhatian,
SB
Diteaskannya
bakso itu lebih disukai anak-anak. Padahal jangka layak konsumsi tidak bisa
bertahan lama. Untuk lebih awet harus mencampur dengan bahan pengawet dalam
jumlah besar. ‘’Belum lagi saos yang digunakan. Kami juga melakukan pemeriksaan
secara menyeluruh. Meski terkadang tertera aman untuk kesehatan, tapi kami juga
melakukan uji laboratorium.Guna merangsang pedagang menggunakan bahan-bahan non
kimia, pihaknya memberikan sertifikat khusus. Sertifikat itu menandai bila
makanan yang diperjualbelikan layak untuk dikonsumsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar