RADIO BAHANA FM>>> RADIO KELUARGA ANDA PASS DI DENGAR PASS DI HATI>>> www.pramesnet.com o RADIO BAHANA FM>>> RADIO KELUARGA ANDA PASS DI DENGAR PASS DI HATI>>> www.pramesnet.com

2011/05/03

SENIN 2 MEI 2011

SEKOLAH KARANTINA BINAAN  MI NURUL  SALAM DIAKUI MENGANTARKAN KEBERHASILAN ANAK DIDIKNYA DAN TKW NGAWI MENINGGAL  TERINDIKASI  HIV JENASAH TIDAK ADA YANG MERAWAT.

LIA hari ini  kami awali dari  sebuah yayasan di  desa Mantingan guna mempersiapkan anak didiknya menghadapi  ujian penentu akhir nasional belajar 9 tahun dikarantina selama 4 bulan, dan mereka berhubungan dengan pihak luar cukup  dibatasi.  Ada –ada saja guna mempersiapkan siswa-dan siswinya dalam ujian penentu di akhir pendidikan di Madrasah Ibtidayah Nurul Salam desa Sambirejo  Mantingan Ngawi  sedikitnya 22 anak  didikanya selama 4 bulan terakhir ini  mendapatkan pembinaan ekstra keras dari para pembimbingnya untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi ujian akhir nasional.  Seperti  diungkapkan oleh Moch Ilays selaku kepala sekolah MI Nurul Salam  yang merupakan  ponpes  binaaan dari Gontor 1 ini  selama  di karantina mereka hanya di perbolehkan belajar dan berdoa sedangkan  berhubungan dengan pihak  luar sepertihalnya keluarga dan media  elektronik hanya sekitar  1 jam seusai  pukul 19 wib. Menurutnya karena penentu  ujian dan keberhasilan seorang siswa hanya belajar dan berdoa kepada sang khalik  sehingga  mereka di berikan waktu itu saja tidak ada akses yang lain,  pertemuan dengan pihak keluarga hanya di saat keluarga memberikan bekal  makanan selama karantina. Karena hal ini sudah menjadi  kesepakatan  bersama antara orang tua dan sekolah sehingga tidak ada yang merasa di rugikan  dan kegiatan ini  sudah lama berlangsung.       
SB
Sementara itu  Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan pemkab Ngawi drs.  Abimanyu   kepada  Bahana menanggapi adanya sekolah karantina  tersebut dinilai  secara positif menurutnya sekolah karantina  dengan pembinaan keagamaan sekaligus   memberikan  pendidikan tersebut secara tidak langsung mencetak  karakter serta menciptakan siswa akan  budi pekerti  pasalnya saat sekarang marak sekali  aksi  kriminalitas yang di picu dari  berlebihannya akses media elektronik sehingga dengan pembatasan serta memfokuskan diri pada belajar  yang di harapkan mendapatkan hasil  memuaskan. 
SB
Sementara itu Dedi S Wibowo cukup  menyayangkan kepada warga desa Gentong Paron Ngawi yang tidak memberikan perawatan jenasah  Supriyani atau Yuliana 24 th  di saat terakhirnya di dunia pasalnya dalam prosesi  pemakaman, jenasah TKW ini  tidak di mandikan karena alasan takut tertular virus HIV Aids yang di derita korban.  Yuliana merupakan pahlawan devisa asal desa Gentong Paron Ngawi ini  di deportase  oleh  Pemerintah Thailand karena mengidap penyakit yang cukup  mematikan dan belum ada obatnya ini  diderita setelah korban terjerumus di perkerjakan sebagai  PSK di bangkok oleh PJTKI ilegal yang memberangkatkannya,  sebelum meninggal korban sempat  mendapatkan perawatan  di rumah sakit dr Soeroto Ngawi selama 2 hari.  Seperti diungkapkan oleh Daryono  orang tua korban  Ana tiba-tiba meninggal secara  mendadak  pasalnya sepulang dari  tempatnya bekerja dulu sudah baik-baik saja dan sudah bisa berjalan.  Karena alasan takut akan penyakit korban serta  permintaan warga korban tidak di mandikan di rumah melainkan oleh pihak rumah sakit.  Ketakutan warga yang tidak berkprimanusiaan  tersebut di sayangkan oleh anggota dewan.  Dedi selaku  wakil ketua komisi 2 DPRD Ngawi seharusnya para tokoh agama dan pemerintah daerah tanggap  akan kejadian tersebut  dengan memberikan sosialisasi bahwa penyakit HIV Aids tidak seperti  penyakit flu atau  batuk yang dapat menular namun penyakit tersebut  dapat tertular dengan adanya kontak langsung dengan korban sehingga tidak terjadi  kembali proses pemakaman orang dengan penyakit HIV Aids tidak terlunta-lunta seperti halnya kasus yang dialami keluarga Yuliana .    
SB
Sementara itu Edi Waluyo selaku kabid rehabilitasi  dinsosnakertrans pemkab Ngawi dengan meninggalnya Yuliana menambah daftar  TKW yang meninggal akibat di deportase dari  tempat kerjanya karena menderita penyakit HIV Aids di jelaskannya dari  data yang pihaknya miliki saat sekarang,  4 TKW menderita ODEHA  3 diantaranya sudah meninggal  dan yul menjadi  yang terakhir  meninggal pihaknya mengharapkan kepada warga Ngawi  untuk  lebih waspada dengan PJTKI yang tidak resmi pasalnya mereka yang menjanjikan dengan memberikan gaji menggiurkan namun kenyataannya korban di jerumuskan ke lokalisasi dilluar negeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar