RADIO BAHANA FM>>> RADIO KELUARGA ANDA PASS DI DENGAR PASS DI HATI>>> www.pramesnet.com o RADIO BAHANA FM>>> RADIO KELUARGA ANDA PASS DI DENGAR PASS DI HATI>>> www.pramesnet.com

2012/04/03

SELASA 3 APRIL 2012


SEDIKITNYA BBM TIDAK  NAIK NAMUN HJARGA SEMBAKO TIDAK MAU TURUN DAN 39  PTT, GTT TERCECERT TIDAK LOLOS SELEKSI BKN LURUK KANTOR DEWAN.
SB
Lia hari ini  kami awali dari informasi sosial ekonomi sebagai dampak isu kenaikan  Bahan Bakar Minyak (BBM) namun di lapangan harga sembako tidak mau turun.  Isu kenaikan BBM oleh pemerintah pertanggal 1 April kemarin namun di tunda oleh pemerintah sendiri akibat gejolak dan desakan dari warga indonesia yang melakukan aksi penolakan atas kebijakan pemerintah secara besar-besaran terjadi di berbagai daerah membuat pemerintah  pusat sendiri enggan meningkatkan harga BBM bersubsidi tersebut, namun akibat dampak isu kenaikan BBM tersebut pula alasan klasik dilakukan oleh pengecer sembako untuk meningkatkan harga bahan-bahan makanan yang sering pula di konsumsi tanpa menunggu penetapan dari pemerintah. Dari hasil sidak oleh komisi 2 DPRD bersama bagian ekonomi, dinas perhubungan dan satuan polisi pamong praja pemkab Ngawi mendata beberapa harga sembako  tidak mengalami penurunan harga kendati pemerintah tidak melakukan kenaikan harga BBM.   Seperti diungkapkan oleh Karni salah satu  pedagang pasar besar Ngawi kenaikan yang terjadi berkisar antara 20-35% yang sudah terjadi sepekan sebelum 1 April terjadi pada harga-harga mulai beras, minyak goring curah, telur, bawang putih, bawang merah dan gula. Tegasnya “Pemerintah seharusnya memantau permainan harga ditingkat tengkulak paket besar pasalnya permainan harga seringkali terjadi di tingkat tersebut”  Untuk kali ini BBM tidak urung naik malah harga sembako terkesan dimainkan oleh beberapa oknum. “Harga bahan pokok seringkali naik tidak hanya ditentukan oleh alur distribusi saja melainkanjuga mendasar mekanisme transaksi ekonomi semata, yang lebih krusial lagi juga kondisi psikologi dan sosial yang terjadi dimasyarakat,”
SB
Slamet Riyadi Ssos. Selaku ketua komisi 2 DPRD Ngawi kepada media saat usai sidak menerangkan bahwa masih ada harga –harga sembako yang belum turun dari sebelumnya yang diantaranya diantaranya cabe, gula, beras, migor berkisar 500 hingga 1000 rupiah dari harga sebelumnya dan yang cukup bertahan yakni harga ayam daging potong semakin hari semakin naik dari 14 ribu perkilo naik capai 16 hingga 18 ribu/ kg di tingkat pengecer. “ untuk harga-harga lain masih tidak mau turun namun untuk harga daging potong semakin naik” melihat hal itu  pihaknya mengharapkan kepada pemerintah untuk dapat mengupayakan harga stabil di pasaran mengingat keadaan ini terjadi juga karena imbas isu pemerintah pusat pula ungkap wakil rakyat dari partai bersimbol banteng moncong putih ini.
SB
Tidak hanya sektor jual-beli transksi di pasar tradisional  saja yang menjadi sorotan tim gabungan, tim juga melakukan sidak langsung terhadap armada-armada tranportasi darat untuk wilayah lokal Ngawi pihaknya cukup  menyayangkan kepada para sopir dan kondektur yang melakukan kenaikan tarif baik umum dan pelajar acapkali menggunakan jasa  mereka sementara  pemerintah pusat menunda kenaikan harga BBM. Mendasar hal tersebut  Slamet demikian panggilan akrab ketua komisi 2 DPRD Ngawi mengharapkan kepada dinas perhubungan dan komunikasi pemkab Ngawi untuk menstabilkan keadaan tersebut pasalnya warga masyarakat kecil yang akan menjadi korban kembali “ tarif angkutan itu terdapat legalformalnya atau ketetapan yang berlaku bila sopir dan kondektur melakukan kenaikan secara sepihak harusnya bisa di tindak secara hukum” imbuhnya. Dicontohkannya trayek Ngawi –Mantingan yang sering kali menjadi permainan para agen bus engkel di kabupaten Ngawi ini dibandingkan dengan trayek-trayek lainnya.
SB
Sementara itu dari DPRD Ngawi dapat kami  informasikan siang tadi sedikiktnya belasan perwakilan GTT dan PTT  masuk dalam daftar kategori 1 luruk dewan mengeluh karena tidak masuk dalam daftar lolos BKN.  Mereka yang terdaftar sebagai pengabdi negara sejak tahun 2004 bahkan 2003 ini tidak dinyatakan lolos karena dinilai kekurangan administrasi yang janggal seperti diungkapkan oleh Umi salah satu GTT di sekolah taman kanak-kanak di Ngawi setelah mendapatkan jawaban dari BKD menurutnya rekan sesama K1 yang  masuk lolos dari selektif BKN yakni 59 orang adalah orang-orang yang sama dengan persyaratan mereka yakni terdapat slip gaji dari APBD, SK pengangkatan yang berurutan dan juga SK penempatan yang mereka kantongi, kejanggalan sendiri terjadi BKD mengaku tidak tahu menahu perihal sebab  ketidak lolosan 39 orang yang masuk dalam daftar K1 tersebut. Merasa di pinbal oleh pihak esekutif merekapun  luruk dewan untuk meminta solusi permasalahan mereka.  Kedatangan belasan PTT dan GTT di terima oleh anggota komisi 1 DPRD Ngawi yang di ketuai oleh Maryoto Sp dan gelar dengar pendapat dilakukan dilantai 2 DPRD Ngawi.  Maryoto Sp kepada media menjelaskan sampai sejauh ini pihaknya belum bisa menuduh kepada BKN maupun BKD perihal tercecernya 39 orang yang tidak lolos dari seleksi administrasi BKN pasalnya bukti –bukti sendiri belum pihaknya kantongi, mereka benar mengaku telah lengkap administrasi namun tentu penilaian BKN sama dengan mereka.  Kejanggalan terjadi seleksi administrasi  PTT dan GTT Ki ini tanpa ujian oleh BKN hanya dengan seleksi  administrasi saja dan hal itu  menjadi rumor buruk di kabupaten Ngawi perihal carutmarutnya pengangkatan PNS dari Honorer daerah tersebut. 
SB
maryoto Sp tegas pihaknya memberikan batas waktu kepada kepala BKD dalam hal Ini Sujono  untuk mempersiapkan jawaban dari para honorer daerah yang 39 orang saat ini  tercecer dan belum mendapatkan jawaban pasti perihal kegagalan mereka “ kami  memberikan waktu kamis hingga jumat besok untuk saudara Jono selaku kepala BKD penkab Ngawi guna mencari jawaban di BKN pasalnya sampai saat ini jawaban yang di berikan masih belum dapat diterima secara logika”. Tegasnya pihaknya tidak akan menuduh siapa-siapa terlebih dahulu sebelum bukti-bukti dari kedua belah pihak telah  diterima olehnya.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar