BENGAWAN MADIUN
MELUAP RENDAM BELASAN DESA DI 2 KECAMATAN dan DAMPAKNYA CUKUP MERUGIKAN
BANYAK PIHAK.
SB
Hujan 2 hari terakhir ini yang mengguyur di wilayah Ngawi dan juga kota di sekitarnya setiap sore hari selama 4 jam terus menerus, mengakibatkan
belasan desa di dua kecamatan langsung terendam banjir akibat luapan Bengawan
Madiun. Dua kecamatan yang terendam banjir kali ini Kecamatan Kwadungan dan
Kecamatan Pangkur ketinggian air diberbagai titik rata-rata setinggi satu meter.
Dari hasil pendataan yang kami peroleh Kecamatan Kwadungan 8 Desa yang terkena luapan Bengawan Madiun yang meliputi Desa Simo, Desa Purwosari, Desa Dinden, Desa
Kendung, Desa Tirak, Desa Sumengko dan Desa Warukalong. Sedangkan di Kecamatan
Pangkur pada waktu yang bersamaan luapan Bengawan Madiun langsung menggenangi 4
Desa diantaranya Desa Plesed, Desa Waruk Tengah, Desa Ngompro dan Desa Gandri. Banjir
di beberapa desa tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 wib dimana tanggul
penahan banjir Bengawan Madiun sudah tidak mampu menahan debit air yang terus
bertambah pada malam itu akibatnya genangan air merambah masuk ke perumahan
warga. Sutar saksi warga kepada media menjelaskan “ luapan bengawan madiun
ini dirasa mulai naik sejak dini hari dari lutut kaki orang dewasa
namun lambat laun meningkat mencapai 1
meter”. Selain merendam rumah warga banjir juga memutus jalur alternative
antara Ngawi-Kwadungan-Madiun, dimana akses jalan tersebut ketinggian air
setinggi lutut orang dewasa bahkan di titik tertentu ada yang satu meter lebih
genangan airnya sehingga warga yang hendak memaksakan diri ke lokasi tujuan
menggunakan perahu dadakan yang di sewakan oleh warga sekitar.
SB
Tragisnya, banjir bukan hanya merendam
puluhan rumah warga tetapi Sekolah Dasar (SD) juga ikut terendam apalagi pada
saat ini murid kelas VI sedang mengikuti ujian uji coba jelang Ujian Akhir Sekolah (UAS). Seperti yang
terlihat di SDN 1 Waruk Tengah, Kecamatan Pangkur terpaksa para muridnya harus
dievakuasi ke rumah warga sekitar yang tidak tergenang banjir untuk mengikuti
hari terakhir pelaksanaan uji coba UAS namun demikian tidak menyurutkan
semangat mereka, Riski salah satu siswa
mengaku dirinya harus melaksanakan ujian
dengan sedikit gangguan namun dirinya
tetap antusias, dan berharap semoga sekolah yang biasa mereka mengeyam
pendidikan dapat di pergunakan lagi”. Sehingga proses belajar dan pelaksanaan ujian uji coba UAS dilaksakan
di rumah warga. “Kebetulan hari ini pas hari terakhir pelaksanaan UAS dengan
pelajaran Bahasa Inggris dan Agama, meskipun sebanyak 14 murid kita pindahkan
ke salah satu rumah warga yang kita anggap aman dari banjir,” jelas Kusmarwan,
Kepala Sekolah SDN 1 Waruk Tengah.
SB
Untuk dampak banjir kali ini jumlah kerugian
sampai berita diturunkan belum diketahui berapa jumlah rumah warga yang
terendam banjir dan berapa kerugian materi. Dari pengamatan dilokasi banjir,
meski air sudah memasuki rumah, namun belum ada satupun warga yang mengungsi di
posko bencana banjir, namun yang dapat dipastikan alami kerugian yang
cukup besar dialami oleh para petani kwadungan
pasalnya sawah mereka yang baru di tanami 2 minggu ini dipastikan fuso atau
gagal panen karena terendam banjir “ sampai sejauh ini kami belum selesai melakukan pendataan jumlah
kerugian yang dialami oleh para warga dan juga tanaman pangan yang terendam
banjir” ungkap Setiono Camat kwadungan. Sementara pihak Badan Penanggulangan Banjir
Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi sudah mengirimkan bantuan dua unit perahu karet
dan ratusan makan siap saji seperti mie dan makanan kemasan lainya. “ keadaan
ini sudah kami perhitungkan sebelumnya
dan tim BPBD telah kita siagakan selama 24
jam dalam memantau serta mengawasi perkembangan banjir diwilayah kwadungan, dan
sewaktu-waktu kita siap melaksanakan evakuasi warga bilamana banjir sudah
mengancam keselamatan warga,” kata Eko Heru Tjahyono, Kepala BPBD Kabupaten
Ngawi.
SB
sementara itu dampak meningkatnya debit air di kecamatan kwadungan kali ini yang mencapai setinggi 1 meter dari permukaan tanah dan juga menutup akses masuk jalur alternatif penghubung 3 kecamatan, kendaan ini membawa keberuntungan tersendiri bagi warga sekitar jalan yang terputus aksesnya yakni dengan menyediakan gerobak dorong untuk menghindari rendaman air sungai. Seperti diungkapkan oleh Budi salah satu penjual jasa gerobak dorong kepada media menjelaskan para pelajar dan para pengguna kendaraan bermotor yang menjadi langganannya dan sekali jalan mengantar ia mendapatkan upah yang cukup lumayan yakni 5000 untuk kendaraan dan pengemudinya sedangkan para pelajar ia mematok seribu rupiah.
sementara itu dampak meningkatnya debit air di kecamatan kwadungan kali ini yang mencapai setinggi 1 meter dari permukaan tanah dan juga menutup akses masuk jalur alternatif penghubung 3 kecamatan, kendaan ini membawa keberuntungan tersendiri bagi warga sekitar jalan yang terputus aksesnya yakni dengan menyediakan gerobak dorong untuk menghindari rendaman air sungai. Seperti diungkapkan oleh Budi salah satu penjual jasa gerobak dorong kepada media menjelaskan para pelajar dan para pengguna kendaraan bermotor yang menjadi langganannya dan sekali jalan mengantar ia mendapatkan upah yang cukup lumayan yakni 5000 untuk kendaraan dan pengemudinya sedangkan para pelajar ia mematok seribu rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar