CEWEK SRAGEN LAKUKAN AKSI NEKAT CEBURKAN DIRI KE SUNGAI,
KOMISI 1 DPRD NGAWI MERASA DI SEPELEKAN TERKAIT LOLOS K1.
SB
lia hari ini kami awali dari aksi nekat remaja putrid
warga asal Desa Sambung Macan Sragen, jawa tengah. Korban dengan identitas Ririn Mayasari, 16
th, warga Dusun Kalongan, Desa Cemeng, Kecamatan Sambung Macan-Sragen nekat
mengakhiri hidupnya dengan terjun dari atas jembatan Mantingan, Kecamatan
Mantingan-Ngawi pada Minggu, (8/4), sekitar pukul 18.30 WIB. Korban seketika
itu langsung terseret arus Bengawan Solo hingga sampai saat ini jasadnya masih
belum diketemukan oleh keluarganya.
Ririn Mayasari yang juga seorang pelajar kelas X disalah satu SMEA PGRI
di Sragen diketahui nekat melakukan perbuatan konyol setelah pihak keluarganya
dihubungi dari Polsek Sambung Macan – Sragen pada malam itu setelah terjadinya
peristiwa. Kedua orang tuanya Mugino dan
Parmi mendengar kabar putri pertamanya bunuh diri langsung menangis histeris. Menurut
Samidi salah satu tetangganya menjelaskan kronologinya, dimana pada hari yang
nahas tersebut sekitar pukul 08.00 WIB, Ririn Mayasari diajak pacar lamanya
yang berinisial AJ, 18 th, warga Dusun Munggur, Desa Plumbon, Kecamatan Sambung
Macan untuk jalan-jalan ke Sarangan setelah pulang pada sore bukanya pulang ke
rumah melainkan menuju jembatan
Mantingan yang menghubungkan ke Kecamatan Karanganyar-Ngawi. “Kemungkinan
dari Sarangan sudah terjadi perselisihan keduanya, setelah sampai diatas
jembatan Mantingan itu terjadi percekcokan dan terjadilah peristiwa tersebut,”
terang Samidi. Lanjut Samidi, sebelumnya
ajakan AJ oleh korban ditolak mentah-mentah dengan alasan sudah tidak menjadi
pacarnya. AJ ternyata tidak kehilangan
akal juga dengan penolakan mantan kekasihnya itu, tidak berselang lama AJ
meminta bantuan terhadap teman perempuanya yakni DY, 16 th, yang menjadi
sahabat akrab korban sebelumnya untuk
membujuk agar korban mau diajak AJ untuk jalan-jalan.
Sampai berita ini diturunkan
ratusan warga dari Desa Cemeng, Kecamatan Sambung Macan-Sragen masih mencari
keberadaan Ririn Mayasari yang kemungkinan sudah meninggal terbawa derasnya
arus Bengawan Solo yang saat itu banjir tanpa bantuan tim SAR. Kapolsek
Mantingan AKP Suroso menerangkan memang pada malam itu menerima laporan dari
keluarga korban bahwa Ririn Mayasari telah jatuh dari atas jembatan Mantingan.
“Kita masih mengembangkan peristiwa yang terjadi semalam itu apakah benar
korban ini meninggal jatuh dari atas jembatan ataukah ada unsur lain, yang
jelas korban belum ditemukan sampai saat ini,” jelas AKP Suroso, Kapolsek
Mantingan.
SB
Sementara Janji kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
setempat, Djono, untuk membeber karut marut verfikasi dan validasi tenaga
honorer daerah (honda) kategori 1 (K1) nampaknya tidak di tepati hingga hari
selasa ini pihak esekutif belum juga
memberikan jawaban. Usai kepulangan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) Jakarta , Djono sama sekali
tak berani terlihat penampakan dirinya memenuhi panggilan Komisi I DPRD Ngawi
untuk bertatap muka dengan 39 honorer yang tak lolos verifikasi. ‘’Kami sangat kecewa atas apa yang dilakukan oleh
soudara dan jelas kecewa tindakan kepala BKD”. Janji kepala BKD yang harusnya datang ke dewan untuk memberikan Klarifikasi
pada hari kamis minggu lalu dan paling lambat hari senin kemarin namun tidak
kunjung datang,’’ungkap Dimas Alfinoor salah satu anggota komisi 1 DPRD Ngawi kepada media. Ditambah lagi
yang membuat anggota dewan kecewa
sikap menghilang dari Djono yang telah di hubungi dengan nomer-nomer yang
dimiliki oleh anggota dewan tidak ada satupun yang aktif. Sehingga jadwal
hearing bersama yang hari ini
dilaksanakan berkelanjutan karena kemarin gagal bersama K1 dan K2 yang tak lolos verifikasi bersama dewan dan BKD.
Tegas Dimas demikian panggilan
akrab dari legislator berangkat dari partai bersimbol ka’bah ini dari jumlah
Honda yang 98 orang telag melakukan pemberkasan bersama dengan persyaratan sama
pula dengan apa yang di minta sebagai persyaratannya namun sungguh di luar
dugaan dari 98 orang tersebut 39 orang
di nyatakan tidak lolos dengan alas an tidak jelas baik dari BKN mapun BKD. Mendasar hal tersebut kepala BKD bersama staf bertolak ke Jakarta untuk menanyakan
hal tersebut namun sampai sejauh
ini janji tersebut tidak di penuhi oleh Djono selaku kepala
BKD.
Setali tiga uang pernyataan senada
juga di ungkapkan oleh Khoirul Anam anggota komisi I dari PKB ini menilai lepas tangannya BKD dalam kesremawutan
verifikasi honorer K1 mengindikasikan ada kecurangan yang sudah terkonsep dan
sistematis. Yakni uang pelicin puluhan juta yang santer diperbincangkan publik.
‘’Kalau benar-benar BKD membela kepentingan honorer, kenapa harus lari dari
masalah. Kecuali kalau sudah ada deal
deal terselubung,’’
SB
Sementara itu belum lama ini warga sekitar kantor Hippa
masuk desa Tambakboyo Mantingan dikejutkan dengan penemuan mayat Mrs X kontans
saja kejadian yang jarang terjadi ini menjadi pusat perhatian warga setempat.
Kejadian yang bermula dari Seno salah
satu warga mencurigai perempuan dengan umur sekitar 60an, rambut gundul dengan
tinggi badan kurang lebih 155 cm menggunakan baju hem bercelana jarit ini tidak
bergerak sama sekali dan tidak terlihat pula nafas keluar dari hidung wanita
paruh baya tersebut. Melihat kejanggalan tersebut Seno melaporkan kejadian ini
kepada pihak petugas polsek Mantingan untuk di tindak lanjuti. AKP Suroso selaku kapolsek Mantingan kepada
media saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut dan kematian korban di duga karena penyakit
yang di derita serta kelaparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar