Hari jadi Ngawi Bupati tidak meninggalkan makam-makam leluhur dan depresi karena tuntutan ekonomi minim warga padas kendat.
SB
Bangsa besar adalah bangsa yang tidak meninggalkan atau melupakan para leluhurnya demikian pernyataan yang nampaknya dipegang teguh oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono dalam memperingati Hari jadi Ngawi yang ke 653 yakni dengan berziarah ke makam tokoh dan pendiri Ngawi. Seperti diungkapkan oleh Kanang demikian panggilan akrab orang nomer 1 dikabupaten Ngawi kendati zaman sudah serba modern namun kita wajib tidak boleh lupa dengan jasa-jasa para leluhur yang sudah mangkat mendahului kita, ungkapan syarat penghanyatan yang dalam ini ia tuangkan dengan kegiatan ziarah ke makam leluhur pagi tadi yang diikuti oleh para muspida plus serta bawahannya kunjungan pertama di awali ke makam Raden Tumenggung Poerwodiprojo di belakang masjid Agung Baaitulrahman , Taman makam pahlawan desa ketanggi , makam patih Pringgo Koesoemo di Ngawi Purba, Raden Adipati Kertonegoro di kaki Gunung Sarean Sine dan makam Raden Patih Ronggolono dan Putri Cempoko di tawang rejo Ngrambe.
SB
kegiatan religi Bupati Ngawi tidak hanya ziarah di makam leluhur saja sebelumnya tengah dilaksanakan jamasan pusaka asli milik Kabupaten Ngawi yang diantaranya Pusaka Tumbak Kyai Singkir, Pusaka tombak Kyai Songgolangit, Payung Tunggul Warono dan Payung Tunggul Wulung pusaka-pusaka ini telah di miliki oleh para pendiri yang konon kesaktian keempat pusaka tersebut berperan penting menghalau penjajah masuk di bumi Indonesia.
kegiatan religi Bupati Ngawi tidak hanya ziarah di makam leluhur saja sebelumnya tengah dilaksanakan jamasan pusaka asli milik Kabupaten Ngawi yang diantaranya Pusaka Tumbak Kyai Singkir, Pusaka tombak Kyai Songgolangit, Payung Tunggul Warono dan Payung Tunggul Wulung pusaka-pusaka ini telah di miliki oleh para pendiri yang konon kesaktian keempat pusaka tersebut berperan penting menghalau penjajah masuk di bumi Indonesia.
SB
Sementara Kabupaten Ngawi berealigi dengan kunjungan ziarahnya ke makam leluhur pagi tadi warga Dusun Kiyonten, Desa Kasreman, Padas Ngawi, dikejutkan aksi nekat salah satu warganya yang akhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kejadian kali pertama yang diketahui sekitar pukul 06.00 WIB oleh Warto salah satu anak korban dari 6 bersudara, niatnya hendak mengecek makanan ternaknya malah dikejutkan dengan apa yang dilakukan bapaknya dengan identitas Sirin 75 th yang sudah meninggal dalam keadaan menggantung di salah satu blandar kandang belakang rumahnya dengan menggunakan seutas tali tampar. Kontan saja, kejadian yang tak lazim tersebut langsung menyedot perhatian warga setempat yang hanya ingin mengetahui keadaan terakhir korban yang mempunyai 2 istri ini, pihak petugas yang datang ke lokasi kejadian bersama pihak petugas kesehatan langsung melaksanakan pemeriksaan fisik tubuh korban. Seperti diungkapkan oleh Kapolsek Padas Ngawi AKP Juri, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian perkara kepada Bahana menjelaskan dari pemeriksaan awal pada jenasah korban petugas tidak menemukan tanda-tanda penganiyaan pada tubuh korban dan dipastikan sebab kematian korban murni akibat bunuh diri dengan menggunakan tali yang dikaitkan di salah satu blandar kandang rumahnya terbukti keadaan fisik yang diantaranya keluar kotoran dari lubang pencernaan dan sperma di alat kelaminnya .
SBmenurut pengakuan kelurga korban kepada petugas, Sirin nekat akhiri hidupnya dengan cara gantung diri dikarenakan alas an menderita penyakit lambung yang tidak kunjung sembuh, dikuatkan dari hasil keterangan Warto selama beberapa bulan ini korban berusaha memeriksakan diri di tenaga medis maupun tabib alternatife tidak kunjung mendapatkan hasil yang memuaskan akan penyakit di deritanya depresi bertambah 2 istrinya yang seringkali mengomel bila keluhan korban kambuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar