Dinsos bakal terjunkan timnya guna tangani keluarga gila wakah Ngrambe ***** Pondok putri gontor 1 geger dengan penemuan mayat bersimbah darah.
Lia hari ini kami awali dari dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi pemkab Ngawi dapat kami informasikan. Dalam waktu dekat ini pihak pemkab Ngawi melalui dinsos bakal kunjungi keluarga gila yang beralamat di desa Wakah Ngrambe Ngawi dialami oleh Sulastri seorang janda yang harus menghidupi kedua anaknya yakni Purwaningsih dan Eko Prasetyo yang keduanya alami keterbelakangan mental sejak 5 tahun terkahir ini yang tidak kunjung sembuh. Akunya kepada media karena keterbatasan dana untuk mengobatkan keduanya, mereka di biarkan begitu saja di sekitar pekarangan rumah pur untuk anak keduanya di pasung dengan di rantai di salah satu tiang penyangga rumah agar tidak menganggu para tetangga sedangkan sulung di biarkan begitu saja karena sudah sedikit mendingan bisa di perintah oleh orang tuanya yang hanya bekerja sebagai tukang pijat keliling terkadang sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Sulastri sedikit terbata mengharap untuk kiranya dapat membantu permasalahannya agar sedikit beban hidupnya berkurang.
SB
Nampaknya keluhan yang dialami oleh Sulastri mendapatkan respon positif dari pemerintah daerah melalui kepanjangan tangan dinsosnakertrans pemkab Ngawi bakal memberikan bantuan kepada keluarga Sulastri untuk berobat di rumah sakit Jiwa. Seperti diungkapkan oleh Edi Waluyo selaku kabid rehabilitasi dinsosnakertrans kepada media menjelaskan pihaknya bersama kru bakal singgahi rumah korban sekaligus menawarkan kerjasama bantuan pertolongan yang berupa penanggungan biaya rujukan ke rumah sakit jiwa, biaya pengobatan dan hingga biaya keberangkatan menuju ke rumah sakit jiwa. Tegas Edi pemerintah daerah tidak memberikan bantuan berupa dana hanya penanggungan biaya pengobatan tidak termasuk dana untuk keluarga yang menunggu pasien. Ungkap Edi demikian panggilan akrabnya pihaknya akan terus berkoordinasi bila nantinya keluarga Sulastri setuju akan kerjasama tersebut.
SB
sementara itu minggu siang kesunyian komplek pondok pesantren gontor 1 Putri yang terdapat di desa Mantingan kecamatan Mantingan Ngawi digegerkan dengan penemuan mayat laki-laki di kamar mandi tamu penuh dengan darah berceceran di tembok maupun di lantai. Kejadian yang dikatakan jarang sekali terjadi ini konstan saja membuat warga pondok Gontor dan warga setempat berduyun-duyun untuk sekedar melihat apa yang terjadi hingga petugas polsek setempat memasang police line agar warga tidak memasuki area tkp yang masih menjadi penyidikan petugas. Dari hasil keterangan Nurul Hidayati 48 th warga asal Semarang ini mengaku bersama dengan korban dengan identitas Sariyono 45th di minta tolong sebagai sopir kendaraan Ferosa nopol H8054 ZY untuk menjenguk putrinya yang terdapat di Gontor setelah ia bersama putranya yakni Wahyu Aditya 20th korban berpamitan hendak ke kamar mandi namun selang beberapa waktu yang ditunggu untuk mengantar kembali pulang tidak kunjung menampakkan batang hidungnya anak lelakinya mencari di kamar mandi dan menemui salah satu pintunya tertutup rapat di gedok dan dipanggil tidak menyahut pada akhirnya di dobrak dan mendapati korban sudah meninggal dengan darah berceceran di lantai dan di tembok kamar mandi.
sementara itu minggu siang kesunyian komplek pondok pesantren gontor 1 Putri yang terdapat di desa Mantingan kecamatan Mantingan Ngawi digegerkan dengan penemuan mayat laki-laki di kamar mandi tamu penuh dengan darah berceceran di tembok maupun di lantai. Kejadian yang dikatakan jarang sekali terjadi ini konstan saja membuat warga pondok Gontor dan warga setempat berduyun-duyun untuk sekedar melihat apa yang terjadi hingga petugas polsek setempat memasang police line agar warga tidak memasuki area tkp yang masih menjadi penyidikan petugas. Dari hasil keterangan Nurul Hidayati 48 th warga asal Semarang ini mengaku bersama dengan korban dengan identitas Sariyono 45th di minta tolong sebagai sopir kendaraan Ferosa nopol H8054 ZY untuk menjenguk putrinya yang terdapat di Gontor setelah ia bersama putranya yakni Wahyu Aditya 20th korban berpamitan hendak ke kamar mandi namun selang beberapa waktu yang ditunggu untuk mengantar kembali pulang tidak kunjung menampakkan batang hidungnya anak lelakinya mencari di kamar mandi dan menemui salah satu pintunya tertutup rapat di gedok dan dipanggil tidak menyahut pada akhirnya di dobrak dan mendapati korban sudah meninggal dengan darah berceceran di lantai dan di tembok kamar mandi.
SB
Kasat reskrim Polres Ngawi AKP Sukono saat di temui di TKP kepada bahana menjelaskan dari hasil pemeriksaan dan hasil visum tenaga kesehatan Puskesmas Mantingan tidak di temukan tanda-tanda penganiyaan pada tubuh korban dan di duga korban meninggal di karenakan sakir yang tidak di rasakan oleh korban hingga meninggalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar