SENIN 7 MEI 2012

HADAPI UNAS PELAJAR MADRASAH DI KARANTINA 4 BULAN dan PENGAMEN CULIK BAYI, 3 BULAN SEMPAT DI JADIKAN PENGEMIS DI TASIK 

 Lia hari ini kami awali dari kegiatan salahsatu lembaga pendidikan di kabupaten Ngawi yang menginginkan hasil ujian akhir nasional memuaskan yakni dengan mengkarantina anak didiknya jauh-jauh hari sebelumnya di sekolah tidak ada hubungan atau kontak dengan dunia luar bahkan orang tua di minta mendukung progam sekolah ini. Jelang ujian akhir nasional atau Unas sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah atau MI Nurussalam di desa Mantingan Ngawi cukup berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan umumnya di kabupaten Ngawi, para pesertanya di karantina di sekolah selama 4 bulan guna mempersiapkan mental dan belajar mereka untuk mendapatkan nilai baik dalam ujian –ujian yang akan di laksanakan. Istilah awamnya Bimbingan Belajar Itensif atau BBI namun di kemas dengan berbeda dengan sekolah lainnya yakni usai selesai mengikuti pelajaran sekolah di pagi hari, sedikitnya 28 murid kelas 6 MI Nurussalam desa Sambirejo Mantingan Ngawi tidak ada pulang ke rumah masing-masing namun mereka di karantina di sekolah selama 4 bulan terakhir ini jelang ujian akhir nasional. Kegiatan rutin yang sudah dilaksanakan secara turun temurun ini secara langsung mendapat bimbingan dari pondok pesantren gontor jelang pelaksanaan unas dengan pengawasan langsung oleh para ustadz dan ustadzah dari gontor sebagai guru pembimbing. Dapat di pastikan setiap progam yang berbeda dengan sekolah lainnya ini mendapat efek negative dan positive bagi para peserta, diantaranya selama proses karantina setelah selesai belajar di pagi hari mereka di wajibkan tidur siang hingga pukul 16.00 wib, selanjutnya siswa dan siswi mandi dan dilanjutkan dengan sholat dan mengaji bersama. Setelah melaksanakan sholat isya mereka wajib belajar secara kelompok di ruang kelas yang telah di siapkan dan tiba waktu malam siswa harus tidur sambil menyiapkan pelajaran di pagi hari. Jadwal yang penuh sehingga tidak ada kesempatan berinteraksi dengan dunia luar sepertihalnya televise, hp dan alat –alat komunikasi lainnya ini cukup membawa kejenuhan oleh para peserta hingga banyak peserta yang mengaku senang bisa berkumpul dengan rekan-rekannya saat belajar namun sedihnya tidak dapat berkumpul dengan keluarga. “ saya sudah 4 bulan di karantina, enaknya bisa belajar dengan teman-teman dengan pengalaman baru, yang tidak enaknya tidak bisa pulang kangen dengan orang tua” ungkap Ahmad Nur Mahfud salah satu siswa.

 SB

 Karantina ini di kandung maksud memberikan kesiapan kepada para siswa untuk lebih siap dalam menghadapi unas yang bakal dilaksanakan pada minggu ini, selama di karantina pula siswa di tuntung belajar dari hasil tryout yang nilainya kurang memenuhi standart untuk mendapatkan hasil yang memuaskan terlebih lagi untuk pelajaran matematika, ipa dan bahasa inggris yang masih menjadi momok dan jika kangen dengan orang tua sekolah memberikan kesempatan bertemu selama seminggu sekali. Karena progam ini membutuhkan kerjasama dengan pihak orang tua sehingga sebelum pelaksanaannya sendiri sekolah telah mendapatkan surat pernyataan dari orang tua masing-masing siswa” karantina ini dikandung maksud untuk mendapatkan hasil unas yang memuaskan sehingga siswa menjadi berprestasi dan sukses menghadapi unas, bila mereka kangen dengan orang tua sekolah memberikan kesempatan seminggu sekali” Mohammad Ilyas selaku kepala sekolah MI Nurussalam.

 Pengamen culik bayi, 3 bulan di temukan Tasik sempat di jadikan pengemis

 Sementara itu dari mapolres Ngawi dapat kami informasikan patut diacungi jempol unit buser polres Ngawi yang berhasil ungkap penculik bayi dan mengembalikan korban penculikan dengan selamat ke pangkuan ibundanya. Kasus ini semoga menjadi perhatian bagi para orang tua yang wajib memberikan perhatian ekstra di saat di tinggal seorang diri. Kasus penculikan yang terjadi pada bulan maret lalu ini bermula dari korban dengan identitas Siti Astuti 53 th warga asal Dusun Waru Desa Tegalrejo Ngrambe, Ngawi ini tengah sibuk membuat susu di dapur untuk buah hatinya anak kelima dari 5 bersodara Nurul Azizah Fatimah 3th yang di tinggal seorang diri di ruang depan namun alangkah terkejutnya korban mendapati buah hatinya sudah tidak ada di tempat yang di tinggal semula” anak saya menghilang dan mendapati sms mempersiapkan uang 5 juta bila ingin bayinya selamat” ungkap Siti Astuti. Mendapati sms dengan nada ancaman korban bersama suaminya Suripto melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib, pelaku penculikan yang di duga dilakukan oleh seorang dengan cirri-ciri yang sudah di ketahui oleh petugas pasalnya pelaku dengan identitas Hendriasah 32 th ini, yang merupakan tetangga korban sendiri keluar dari rumah korban sedang membawa anak korban yang akunya kepada tetangga yang berpapasan dengan pelaku, hendak di ajak membeli anggur di pasar Ngrambe namun karena tidak urung kembali. Mendasar hal tersebut petugas yang telah mengembangkan dan menyelidiki kasus ini hingga ke wilayah tasik dan mendapati pelaku dengan bayi korban di persembuyiannya di rumah istri pelaku. Hendriansah mengaku kepada petugas sempat menjadikan bayi korban untuk disewakan kepada seseorang untuk mengemis di jalan-jalan sembari menunggu uang tebusan dari korban.

 Kasat rekrim polres Ngawi AKP Sukono saat dikonfirmasi di dampingi oleh kapolres AKBP Edy Junnedy kepada media membenarkan kejadian tersebut penangkapan tersangka dari hasil pengembangan petugas selama ini dari hasil keterangan – keterangan beberapa saksi dan mendapati tersangka bersama bayi korban masih dalam keadaan selamat kepada pelaku diancam tindak pelanggaran pasal 83 UU RI no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau pasal 328 KUHP dengan ancaman pidana penjara selama 8 tahun lebih.