2 KOTAK SUMBANGAN RAIB, USAI
RESEPESI 10 JUTA AMBLAS, CEMBURU BUTA,
ISTRI LAPOR PETUGAS USAI DIANIAYA SUAMI,
DAN 4 TAHUN TIDAK PUNYA RUANG KELAS 90 SISWA MENUMPANG PEMDA DIAM
SB
Sudah jatuh tertimpa tangga pula nampaknya
peribahasa ini cocok dan dialami oleh salah satu warga asal Dusun Munggut Desa
Munggut Padas Ngawi, inginnya menghitung hasil sumbangan dari kerabat, rekan
dan tamu undangan di acara resepsinya malah raib di gondol maling. Kejadian
yang di ketahui oleh korban dengan idenitas Ninik Hendri Wahyuni 30 th ini
kemarin sekitar pukul 06.30 WIB, tidak mendapati 2 kotak sumbangan yang berada
di ruangan tengah rumahnya sudah raib tidak ada pada tempatnya setelah di
periksa seisi rumah 2 kotak sumbangan sudah beralih di belakang rumah dengan
keadaan kosong dengan isi kotak sumbangan bersih. Melihat isi kotak sumbangan
yang sama sekali tidak di sisakan oleh pencuri membuat lemas korban maupun
keluarga.” Wualah lha kok entek resik ngene(oalah lha kok bersih sekali) ungkap
Agus salah satu keluarga korban menirukan Ninik saat mendapati 2 kotak amal
yang di sudah berpindah tempat dan di kosongkan oleh pencuri. Setelah mengalami
hal yang sungguh tidak di perkirakan oleh korban tersebut korban langsung
melaporkan kejadian ini kepada petugas berwajib.
Setelah menerima laporan dari keluarga korban,
petugas yang telah melakukan olah TKP dan mengindentifikasi beberapa saksi
kejadian masih belum menemukan titik terang” dugaan dilakukan oleh orang
terdekat dengan korban masih belum menemukan alibi yang kuat dari beberapa
saksi yang telah di periksa oleh petugas” ungkap Kasubag Humas polres Ngawi AKP
I Wayan Murtika saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu. Dugaan –dugaan yang di
indikasikan oleh keluarga korban masih pihaknya tindak lanjuti tidaklah mungkin
petugas menuduh tanpa ada bukti “ awalnya petugas masih menduga-duga dari
beberapa saksi yang ada namun hal ini masih dikembangkan tidak asal tangkap
saja” tambahnya.
Cemburu buta, istri lapor petugas usai
dianiaya4 tahun tidak punya ruang kelas 90 siswa menumpang, pemda diam
Tanda sayang asal tidak berlebihan
boleh-boleh saja namun kalau sudah tanda sayang dengan dasar cemburu buta yang
berakhir kekerasan itu bukan tanda sayang melainkan kekerasan berakhir di meja
petugas berwajib. Seperti yang dialami oleh Jumiran 41 th warga asal desa
Watugudel Desa Pitu kecematan Pitu Ngawi, saat sekarang harus mendekam di balik
jeruji mapolsek Pitu Ngawi karena usai terbukti menganiaya istrinya Bani 42 th
hingga alami luka serius di bagian kepala korban. Kejadian yang terjadi belum
lama ini bermula dari korban keluar dari kamar rumahnya tiba-tiba di cerca oleh
pertanyaan suaminya yang menuduh Bani tengah bermain serong dengan laki-laki
lain, karena merasa tidak melakukan atas apa yang dituduhkan pelaku kepadanya
membuat sang suami naik pitam dan karena sudah gelap mata tidak terima pula
dengan perkataan istri yang membuatnya marah tangan kanan pelaku langsung
menonjok mata kanan korban hingga memar tidak berhenti begitu saja, kaki kanan
pelaku melayang pula di kepala korban. Mengalami kekerasan yang dilakukan oleh
suaminya korban melaporkan kejadian ini setelah mendapatkan visum dari petugas medis.
saat ini kasus penganiaan dalam rumah tangga
atas pelaku jumiran tengah dalam pemeriksaan oleh petugas Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) polres Ngawi, kasat reskrim AKP Sukono kepada media
saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut dan kepada pelaku dapat diancam
pidana penjara selama 2 th lebih sesuai dengan pelanggaran KDRT yang dilakukan”
bukti dan saksi sudah jelas, pelaku juga sudah diamankan tinggal menunggu
proses hukum lebih lanjut” ungkapnya.
4 tahun tidak punya ruang kelas 90 siswa
menumpang, pemda diam
Ironis sekali sampai sekarang ini masih
ditemukan pelajar yang tidak terpenuhi ruang kelas dalam proses belajar
mengajar, disaat gelontoran dana perbaikan fisik di terima di sejumlah sekolah
di kabupaten Ngawi. siang tadi tengah terik matahari menyinari langit atas
Ngawi namun panasnya nampaknya tidak menyurutkan para pelajar di SDN Babatan 1
Paron Ngawi untuk mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Terdata 3 kelas
yang saat ini, harus menumpang tidak di ruangan sekolah pada umumnya atau kelas
yang diantaranya untuk kelas 2 di tempatkan di mushola, kelas 3 di balai desa
dan untuk kelas 4 di tempatkan di rumah dinas guru yang tidak ditempati,
pengajuan permintaan bantuan pembangunan kepada pemerintah daerah namun sudah 4
tahun terakhir ini tidak mendapatkan respon” anda bayangkan mas, sudah 4 tahun
kami sudah mengusulkan dan memperbaiki pengajuan bantuan namun sampai sekarang
pula tidak di gubris oleh pemerintah daerah” ungkap Purwati salah satu guru.
Karena bertahun-tahun belum mendapatkan respon
penambahan ruang kelas baru untuk SDN Babatan 1 Paron Ngawi ini oleh pemerintah
daerah, para guru mengakali untuk sedikitnya 90 pelajar di kelas 2, 3 dan 4 ini
memanfaatkan tempat –tempat yang ada di sekitar sekolah sepertihalnya mushola,
balai desa dan rumah dinas guru untuk proses belajar mengajar “ sungguh di
sayangkan mas anak-anak tidak bisa belajar dengan tenang dan untuk menerima
pelaran dari guru karena terganggu keadaan lingkungan” tambah Pur demikian
panggilan akrabnya.
Sepertihalnya sekarang ini dinas
pendidikan tengah melaksanakan pembangunan perbaikan sekolah di lembaga
setingkat sekolah dasar dengan anggaran capai 17 milyar untuk 65 lembaga
sekolah namun tidak termasuk SDN babatan Paron, sehingga bisa di pastikan hasil
lembaga survey penunjukkan dari dinas pendidikan bisa di ragukan realisasi
dilapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar