RADIO BAHANA FM>>> RADIO KELUARGA ANDA PASS DI DENGAR PASS DI HATI>>> www.pramesnet.com o RADIO BAHANA FM>>> RADIO KELUARGA ANDA PASS DI DENGAR PASS DI HATI>>> www.pramesnet.com

2012/05/10

KAMIS 10 MEI 2012


DI DUGA KERACUNAN BELASAN WARGA SINE DILARIKAN KESARANA KESEHATAN DAN BABAK KETIGA PEMERIKSAAN SAKSI PEMBUNUHAN WIGATI KEMBALI DI GELAR DI PENGADILAN.
 SB
Lia hari ini kami  awali dengan belasan warga Dusun Gondorejo, Desa Hargosari, Kecamatan Sine-Ngawi kemarin terpaksa harus dilarikan ke Puskesmas Sine karena diduga keracunan saat menyantap makananan dirumahnya Kadri (50 th) warga setempat sekitar tiga hari yang lalu pukul 16.00 WIB. Akibatnya, sebanyak 14 orang yang menyantap makanan pada malamnya mengalami muntah disertai pusing yang terus menerus bahkan sempat  yang mengalami jatuh pingsan. "Awalnya saya dan makan sayur nangka pemberian dari nenek saya demikian juga anak saya yang masih balita tersebut, tidak berselang lama kemudian kepala merasa pusing,  langsung mual muntah dimungkinkan sayur nangka tersebut didapat dari rumahnya Pak Kadri setelah nenek saya bekerja menanam padi disawahnya," terang Samsiati, Kamis (10/5).

Menurut Fajar suami dari Samsiati menerangkan dari ke empat anggota keluarganya yang dilarikan ke Puskesmas Sine baru satu orang yang diperbolehkan pulang untuk menjalani perawatan jalan. Sedangkan istri dan ibunya serta putranya Irfan Maulana (3 th) karena kondisinya masih mengkhawatirkan terpaksa belum diperbolehkan pulang oleh tenaga medis. "Terasanya itu kalau ndak salah pada malamnya namun setelah sampai siang belum sembuh terpaksa kemarin pukul 11.00 WIB saya bawa kesini (Puskesmas Sine-red)," urai Fajar. Dengan peristiwa tersebut mendasar informasi yang ada tim gerak cepat dari Puskesmas Sine yang terdiri surveylence, P2P, perawat dan petugas sanitasi langsung meluncur ke Desa Hargosari untuk mengambil sample makanan yang dikonsumsi para warga yang keracunan.
SB
Sementara dari pihak Puskesmas Sine sendiri saat dikonfirmasi media sesuai penjelasan Dr Yeni Suryani, sampai sejauh ini sebanyak 14 warga Desa Hargosari menjalani perawatan setelah diduga akibat keracunan makanan. "Pada umunya mereka mengalami pusing dan mual-mual disertai muntah maka dengan demikian kita berikan edukasi agar mereka selalu banyak minum dan makan karena biasanya nafsu makanya jelas menurun drastis jadi jangan sampai terkena dehidrasi kembali dan memang ada beberapa pasien yang kita pantau karena menjadi titik waspada kita kalau mereka belum ada perkembangan yang membaik maka segera akan kita rujuk ," jelas Dr Yeni Suryani. Kemudian terkait sample makanan dari rumahnya Kadri yang diduga menyebabkan warga mengalami keracunan saat itu juga langsung dikirim ke laboratorium di Surabaya. "Sampai sekarang belum diketahui zat apa yang terkandung dalam makanan tersebut," terangnya lagi.

Dengan adanya peristiwa yang cukup menggegerkan warga, pihak Polsek Sine langsung mengamankan beberapa makanan yang dianggap berbahaya. "Sehubungan dengan peristiwa tersebut kita sudah meminta keterangan dari Ny Kadri yang saat itu memasak sayur nangka dan terik, dan seperti keterangan yang bersangkutan cara memasaknya pun biasa biasa saja, namun kita tetap mengamankan barang bukti untuk kita periksakan di laboratorium untuk mengetahui zat yang terkandung," terang Kapolsek Sine, AKP Suwadji.

SB
Sementara itu dari pengadilan negeri Ngawi dapat kami informasikan,  Warti ibunda mendiang Wigati korban pembunuhan sadis yang diotaki Heri Martono suaminya awal tahun lalu, tak kuasa menahan air mata. Dirinya harus berulang kali menutup mata dengan kedua tangan dan kerudung kepala saat majelis hakim (MH) yang diketuai Robert menunjukan jaket korban yang masih terdapat bercak darah. Wanita paroh baya yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang lanjutan yang mengagendakan keterangan saksi itu mengaku masih trauma bila melihat barang-barang milik korban.‘’Benar itu jaketnya. Mohon maaf saya tidak mau melihat. Masih trauma,’’ kata Warti yang kelihatan shok saat membeberkan keterangan dihadapan majelis hakim. Jaket lusuh warna kecoklat-coklatan itu yang membuat dirinya kepikiran dengan kematian tragis Wigati. Bagaimana tidak? Jaket tersebut merupakan miliknya yang sengaja dipinjamkan ke korban. Itu dimaksud untuk menangkal rasa dingin selama perjalanan pulang ke Bringin. Heri Martono ngotot mengajak pulang Wigati meski hujan masih menguyur. ‘’Sudah saya ingatkan jangan pulang dulu, tapi suaminya (Heri Martono, red) tidak mau. Ya nekat memakai jas hujan,’’ terangnya.

SB
Selama satu jam duduk dihadapan majelis hakim, Warti memang kerap berlinangkan air mata. Terlebih saat bercerita seputar luka yangdialami Wigati. Terdapat 16 tusukan di sekujur tubuh korban. Yang paling parah dibagian punggung dan perut. ‘’Hutang pati harus dibayar pati. Saya tidak rela anak saya mati tidak wajar seperti itu. Heri (Heri Martono, red) harus dihukum mati, biar setimpal dengan perbuatannya,’’ paparnya. JPU Hadi Marsudiono mengatakan, saksi tunggal yang dihadirkan mulai mengarah ke titik permasalahan. Yakni, pembunuhan berencana  yang dilakukan Heri Martono, Budiyono dan Suyono. Warti bercerita gamblang kronologis sebelum peristiwa pembunuhan yang merenggut nyawa Wigati. Meski Warti bukan saksi kunci, keterangan yang diutarakan sudah mengungkap fakta-fakta tindakan kejam itu. ‘’Seputar barang bukti yang ditunjukan ke saksi (Warti, red) hampir semuanya mengenal. Begitu pula dengan kronologis waktu sebelum peristiwa pembunuhan tersebut,’’ tegasnya. Dalam persidangan lanjutan yang diagendakan Selasa (15/5) pekan depan, JPU masih akan menghadirkan sejumlah saksi lagi. Cuma Hadi belum bisa memberikan identitas siapa saja yang akan didudukan dihadapan majelis hakim nantinya. ‘’Ya untuk saksi mahkota (Budiyono dan Suyono, red) mungkin belum. Ada dari keluarga korban dan warga sekitarnya,’’ jelasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar